Kota Sorong – MTs Negeri Kota Sorong menggelar Pelatihan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Aula madrasah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru MTs Negeri Kota Sorong, dengan jumlah peserta mencapai 50 orang. Pelatihan ini didanai sepenuhnya oleh DIPA Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Sorong Tahun 2025.
Irmawan Hadi, Ketua Panitia, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan implementasi kurikulum yang humanis dan penuh kasih sayang di kalangan guru MTs Negeri Kota Sorong. “Kami berharap seluruh guru dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik dan mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.
Kepala Madrasah MTs Negeri Kota Sorong, Sitti Nurani Gomarbobir, melalui Waka Kesiswaan Masleha Hastuti Masdoeki, menjelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta menekankan inovasi dan pembaruan dalam pembelajaran, serta mendorong pemahaman mendalam, empati, dan cinta di antara siswa. Masleha memperkenalkan konsep “Panca Cinta”, yang terdiri dari: Cinta kepada Tuhan, Cinta kepada diri sendiri dan orang lain, Cinta kepada pengetahuan, Cinta kepada lingkungan, dan Cinta kepada bangsa. Konsep ini dirancang untuk membentuk generasi yang toleran, inklusif, dan penuh kasih.
“Kurikulum Berbasis Cinta menuntut strategi pembelajaran yang inovatif dan reflektif, tidak hanya berfokus pada prestasi akademik tetapi juga pada pengembangan manusia secara holistik,” tegas Masleha. Ia juga mengharapkan dukungan dari Kementerian Agama Kota Sorong serta mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Muhudar Wailegi, yang diwakili oleh Pokjawas Kementerian Agama Kota Sorong, Mulyono, secara resmi membuka acara tersebut. Mulyono menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai cinta dalam praktik pendidikan dan mengajak para pendidik untuk terus beradaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan.
Mulyono menjelaskan bahwa gagasan KBC terinspirasi dari ajaran Al-Qur’an yang menanamkan nilai kasih sayang dalam kehidupan dan pembelajaran. Ia juga menyoroti pentingnya memulai pelajaran dengan rasa syukur dan apresiasi, serta penggunaan sumber daya secara efisien sebagai bagian dari penerapan nilai cinta terhadap lingkungan.
“Mari kita masukkan nilai-nilai cinta ini ke dalam rencana pelajaran dan praktik pengajaran, sehingga cinta dan kasih sayang benar-benar menjadi pusat pendidikan di madrasah,” pungkas Mulyono.
